Rabu, 14 Desember 2016

IV. Saggezza II : "Cinta Yang Belum Terucapkan."

"Cinta Yang Belum Terucapkan."
Mencintai seseorang itu wajar kan? Saat ini aku sedang merasakannya. Ya, aku jatuh cinta pada seorang wanita.

Kepada wanita yang rela melakukan segalanya untuk kita, rela menahan lapar, rela terbangun malam, hingga nyawa pun rela Ia berikan. Bagaimana tidak? Bukankah saat Ia melahirkan kita, nyawa adalah taruhannya?

Entah harus bagaimana aku mendeskripsikan sosok seorang Ibu. Yah, memang untuk sosok istimewa memerlukan kreasi dari seorang penulis yang istimewa pula. Bukan seperti penulis pemula seperti diriku ini.

Tapi... Ngakunya sih, aku cinta.
Namun, jujur saja, aku malu untuk mengungkapkannya.
Jangankan mengungkap cinta, menanyakan kabarnya saja, suatu fenomena langka.
Memeluknya, untuk melepas rindu itu menjadi hal yang asing bagiku.
Meminta maaf pun, menunggu lebaran tiba.

Jika ditanya "Gimana tadi disekolah?"
Aku hanya menjawab "Ya gitu aja."
Lalu masuk kamar dan meninggalkannya yang dari tadi menanti kepulanganku.
Padahal mungkin Ibu ingin mendengar curhatan dari putri kecilnya ini.

Aku bersalah, tidak seharusnya rasa cintaku padanya tak terucap hanya karena terhalang gengsi.
Kan, aku tahu ridhonya mengundang ridho Allah dan murkanya mengundang murka Allah pula..
Tapi mengapa aku masih begini?
Bukankah setiap pertemuan pasti akan menemukan perpisahan pada akhirnya? Pun pertemuan dengan orang tercinta, yaitu Ibu.
Akhirnya takkan mundur walau sedetik dan takkan maju walau sedetik.
Dan hingga saat itu datang, aku takut yang tersisa hanyalah penyesalan.
Tentang rasa cinta untuk mereka yang juga masih malu tuk diucapkan.
Tentang rindu kebersamaan yang terlambat teruntai.

Ungkapkan cintamu pada Ibu, sobat.

#WOAH (Wonderful of Al Hikmah)
#SaggezzaReturn

Yang katanya cinta Ibu,
Khayrunnisa
17 April 2016
17.20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar