Selasa, 27 Desember 2016

Menata Rindu

Rindu itu... menyiksa.
Ia hadir tuk menambah lara.
Kadang juga datang tuk mengungkap luka lama,
Membuat hati semakin tak jelas arahnya.
Apa yang harus aku lakukan dengan ini rasa?
Akankah ada kabar baik untukku? Apa?
Apakah kabar baik adalah ketika dia berkata juga memupuk rindu? Tentu tidak.
Itu hanya akan membuatku semakin bertanya-tanya.
Membuatku semakin larut dalam teka-teki rasa.
Bagaimana aku harus menatanya?
Haruskah aku menata rindu? Untuk apa?

Aahh rindu selalu saja menyisakan banyak tanya.

Aku tahu ini takkan selamanya.
Aku yakin, nanti perasaan ini akan tahu kemana akan bermuara.
Tapi, bagaimanakah caranya?
Jika hari-hariku selalu tentang dia, dia, dan dia.
Rindu telah menjadi makanan pokok rasanya.
Yang terkadang, aku merasa bosan.

Sepertinya rindu senang bersemayam dihatiku.
Sehingga ia tak ingin beranjak dari sini.
Selalu temaniku tiap hari.
Atau, aku yang senang memelihara rasa rindu?
Yang memupuk rasanya hingga subur?
Hingga menjalar keseluruh tubuh?
Dan akhirnya menjadi kebiasaan yang tak dapat dihilangkan.
Ah, semoga saja tidak.
Jadi, aku tetap harus menata rindu?

Rindu benar-benar membuat merana si penderita.
Ingin menangis rasanya, tapi untuk apa?
Bukankah saat
Lebih parah, jika mengingatkan kita pada si dia yang kini entah dimana.
Yang tak jelas pula, dia itu 'siapanya kita?'
Aku harus menata rindu.

Mungkin setelah menata rindu, aku kan merasakan
Rindu yang tak selamanya menyisakan pilu.
Rindu yang tak juga selalu membuat sendu.

Mengapa rindu menyiksa?
Karena kita tak pandai mengambil hikmah.
Rindu kadang membuat hari-hari menjadi lebih berisi
Saat kita mencari kesibukan untuk menghapus rindu misalnya.
Bayangkan betapa prodktifnya kita jika rindu hinggap tiap hari?
Atau kadang rindu membuat kita andal membuat puisi tuk curahkan isi hati.
Berapa banyak puisi yang bisa dihasilkan jika rindu tak segan datang?

Ayo, wahai diri!
Jadikan rindu menjadi media berkreasi!


Apa kau juga rindu?
Jang beloem bisa menata rinduoe,
Khayrunnisa
27 Desember 2016

*Bukan curhatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar