Minggu, 25 Desember 2016

Ternyata Bukan Aku Korbannya

Takkan ada yang menyangka siapa yang melakukannya
Atau mencoba menerka siapa yang menjadi dalangnya
Karena jelas, teman-temanku selalu  berbuat baik
Tak mungkin melakukan hal konyol seperti ini.

Kamu tahu?
Perkataan kasar yang setiap kali kau kirimkan itu
Pada awalnya, memang membuatku sakit hati
Dan lagi, aku tak tahu apa maksudmu.
Menjauhi? Siapa? Jelas-jelas dia bukanlah siapa-siapa untukku.
Teman biasa, dekat sebatas sahabat.
Kalaupun kita memang ada apa-apa,
Kau tak berhak melarangku kan?
Memangnya siapa kamu?

Tapi akhirnya, setelah sekian lama aku memendamnya,
Aku mulai mengambil tindakan.
Bagaimana kau tahu, aku juga manusia biasa.
Hati ini makin teriris rasanya.
Kamu punya hak apa atasku hingga kau memakiku seperti itu?

Aku memutuskan tuk mengikuti maumu.
Menjauhinya. Tanpa punya alasan yang jelas.
Tapi itu tak sepenuhnya dapat aku lakukan.
Salahnya apa? Sehingga harus menjadi korban dari semua ini.

Diawal aku merasa bahwa akulah korbannya.
Yang tak tahu apa-apa, lalu dikasari begitu saja.
Yang lebih menyakitkan, aku tak tahu siapa kamu

Ternyata aku salah, bahwa sebenarnya dialah korbannya.
Yang tiba-tiba aku jauhi tanpa sebab,
Yang menjadi korban amarahku.
Yang kebingungan karena aku tak mau bercerita.
Jika kau membaca ini, maafkan aku...

Jika suatu saat nanti aku mengetahui siapa dirimu
Sungguh, aku tak akan membenci
Tak akan pula aku balas kata-kata kasarmu dengan caci.
Terima kasih untuk semuanya.
Bisa jadi ini adalah ujian Allah untuk menguatkan hatiku yang mudah rapuh.
Toh Allah kan takkan memberikan ujian diluar batas kemampuan hambanya.
Atau teguran yang Allah sampaikan untukku agar lebih berlemah lembut kepada lainnya.


Aku, bukanlah korbannya.
Khayrunnisa
25 Januari 2016

2 komentar: